Desa Kalimantong merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Asal-usul nama Kalimantong diyakini berasal dari kata kali yang berarti sungai, dan mantong yang berarti berputar atau berliku, sesuai dengan kondisi geografis desa yang dialiri oleh sungai dengan alur berkelok di antara lahan pertanian dan pemukiman penduduk.
Sejarah terbentuknya Desa Kalimantong berawal dari sekelompok masyarakat yang membuka lahan pertanian di kawasan lembah subur sekitar Sungai Brang Ene pada awal abad ke-20. Mereka kemudian menetap secara permanen, membentuk komunitas dengan ikatan sosial dan adat yang kuat.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, wilayah Kalimantong masih berstatus dusun kecil yang berada dalam administrasi desa induk. Setelah Indonesia merdeka, perkembangan jumlah penduduk dan luas wilayah semakin meningkat. Melalui musyawarah masyarakat serta pertimbangan pemerintah daerah pada saat itu, Kalimantong kemudian ditetapkan sebagai desa definitif pada era awal pemerintahan Orde Lama , sekitar tahun 1950-an.
Masyarakat Kalimantong sejak dahulu hingga sekarang mayoritas berprofesi sebagai petani, dengan hasil utama padi, jagung, dan palawija. Selain itu berkembang pula sektor perkebunan, peternakan, serta kerajinan masyarakat. Semangat gotong royong, kekeluargaan, dan kebersamaan menjadi ciri khas masyarakat Kalimantong, tercermin dalam berbagai kegiatan sosial, pembangunan, dan tradisi adat.
Seiring perkembangan zaman, Desa Kalimantong terus menunjukkan kemajuan di berbagai bidang. Pembangunan infrastruktur desa semakin meningkat, pelayanan pemerintahan lebih baik, serta kegiatan pendidikan, keagamaan, dan sosial budaya semakin berkembang. Saat ini Desa Kalimantong menjadi salah satu desa yang cukup dikenal di Kecamatan Brang Ene sebagai desa dengan masyarakat yang memiliki semangat kebersamaan tinggi dalam membangun desa menuju kehidupan yang lebih maju dan sejahtera.
Pada zaman dahulu wilayah Desa Kalimantong terbesar di Brang Ene sekitar 72%, pada tahun 2006 terjadi pemekaran desa sehingga Desa Kalimantong dimekarkan menjadi 3 wilayah yakni Mujahiddin dan Mataiyang pada tahun 2010 pemekaran Desa Mataiyang. Asal muasal masyarakat Desa Kalimantong diperkirakan berasal dari Batu Tering, nyongo wilayah Taliank Urung. Dikarenakan pada zaman itu banyak hewan melata dan penyakit. Akhirnya, satu keluarga turun untuk pindah ke wilayah Kalimantong sekarang di bawah pimpinan (Datu Sangariah Belang), dan kelompok keluarga lainnya pindah ke wilayah barat sekarang kota taliwang dibawah pimpinan mudum dawe menetap di wilayah Brang Mate Taliank.
Jalannya roda pemerintahan pada masa itu dipimpin oleh seorang datu atau kepala desa yang bernama Sangariah Belang, dilanjutkan oleh Kepala Usuf, Kepala Mandru, Kepala Tahami, Kepala Abu, H. Hamzah, H. Junaidi, M. Saleh, dan Ayubar. Sepuluh kepala desa, keturunan Sangariah Belang 9, sementara satu dari keturunan Sambo Angin, sampai sekarang Desa Kalimantong hidup rukun dan damai.
Salam sejarah samawa yang memerintah bara ode, yaitu:
- Negeri Seloto 4 orang : ne’ lapan, ne’ duran, raya pati dan lebo.
- Negeri Lalar 4 orang : beliu lalar, beliu labua, tanga labuan dan lebe.
- Negeri Kalimantong 4 orang : sangariah, pati mamutus, pinatun dan lebe lante2 luar yang bernama mumil 30 orang di sebutkan juga sangariah seloto.
Wshd
24 Januari 2025 14:50:46
Semoga Desa Kalimantong menjadi Desa percontohan di Kab. Sumbawa Barat...